Tuesday, April 03, 2007

Kapal Hantu

Yang Mati
Di perairan Bali, di malam 4 Februari 1942 sebuah kapal perang menyusuri lautan yang kelam dalam bayang - pegunungan menuju sebuah pelabuhan di selatan pulau jawa. Kapal tersebut menderita kerusakan hebat, sebuah aerial bomb menghantam tiang kapal dan meluluh lantakkan meriam beserta gun-housenya. Ledakan hebat telah menewaskan 46 awak kapalnya. Sang kapten kapal harus segera mencapai pelabuhan untuk memperbaiki kapal dan memakamkan awaknya secara terhormat.
Tjilatjap
Sebagai sebuah kapal perang berbendera Amerika ini adalah ledakan pertama dalam perang yang baru berumur 60 hari. USS Houston, kapal penjelajah, adalah kapal perang terbesar Amerika yang berlayar menuju pelabuhan Tjilatjap. Angkatan laut amerika telah bersekutu dengan Belanda - Dutch East Indies. Sejak penyerbuan Jepang hampir diseluruh Indonesia di awal 1942, Tjilatjap adalah salah satu dari tiga surga bagi kapal - kapal sekutu untuk berlindung, memperbaiki kapal dan mengisi perbekalan di perairan yang sangat berbahaya. Kedua pelabuhan lain adalah Soerabaja dan batavia. Dengan invasi pesawat - pesawat tempur Jepang dari arah utara pulau Jawa ketiga pelabuhan ini dengan cepat menjadi tidak berdaya. 3 Februari 1942 Jepang membombardir Surabaja. Di sebelah barat Jawa Batavia juga menjadi target serangan.
Perang
Sejak dimulainya perang tanggal 8 Desember 1941, Jepang hanya membutuhkan waktu 48 jam untuk menyerang pangkalan udara amerika di Philipina menenggelamkan 2 kapal perang terbesar sekutu di wilayah tersebut, kapal perang Inggris Prince of wales dan cruiser Repulse. Dengan serangan yang tiada henti, Jepang merebut Selebes ( Sulawesi ) dan Borneo ( kalimantan ) yang digunakan sebagai pijakan serangan berikutnya. Bayangan serbuan Jepang mengancam pulau Jawa sebagai basis terakhir tentara sekutu di koloni Belanda untuk mencegah serbuan ke arah Australia.
USS Houston
Tengah malam 3 Februari 1942 pesawat pengintai sekutu memperingatkan akan adanya invasi Jepang ke selat Makasar. Sekutu membuat penyelamatan terakhir dengan membentuk armada penyerang. untuk misi itu USS Houston meninggalkan Surabaja bersama cruiser kecil Amerika USS Marblehead, cruiser Belanda De Ruyter dan Tromp serta dikawal 8 destroyer di bawah komando admiral Belanda Karel WFM Doorman. Armada sekutu berlayar di malam hari agar terhindar dari serangan pesawat - pesawat Jepang.
Pada 4 februari 1942, karena jarak yang cukup jauh menuju target maka tidak ada pilihan lain mereka harus berlayar di siang hari ketika melintasi laut Flores. Tidak ada pesawat kawan yang melindungi mereka. Pagi hari sekitar jam 10 pesawat - pesawat Jepang muncul mengakhiri misi Doorman sebelum terwujud. Dengan formasi V pesawat - pesawat Jepang mulai menembak dan membombardir armada sekutu. Tidak satupun kapal yang luput dari bom. Armada sekutu terlihat begitu lemah. USS Houston pun tercabik. Kebakaran hebat melanda. Hanya tersisa Houston dan Marblehead yang rusak Admiral Doorman membatalkan misinya dan memerintahkan menuju Tjilatjap untuk perbaikan.
Hanya karena beruntung USS Houston tidak tenggelam. Ketika senja tiba, Kapten Rooks membawa Houston ke wilayah yang aman keluar dari laut Flores melalui selat Alas menuju lautan Hindia. Di dalam kegelapan malam dan bayang - bayang puncak Rinjani dan Agung anak buah kapal mulai mengumpulkan jasad - jasad prajurit yang tewas. Mayat - mayat dijejerkan diidentifikasi dan diterka kemudian ditutupi terpal. Suasana sangat mencengkam dan sunyi tanpa lampu. Hanya bunyi suit angin samudra mengantar kapal hantu Houston menuju Tjilatjap.
( Disadur bebas dari SHIP of GHOSTs, by James D Hornfischer )

No comments:

Post a Comment