oleh General Douglas Mc Arthur
Mungkin menjadi doa kita untuk anak – anak kita.
( Doa ini pernah merasukiku ketika kudengar di pagi buta tahun 1984 di kawasan Situ Gunung setelah melalui perjalanan panjang melalui dua lembah dan dua puncak gunung yang nyaris seorang diri tanpa henti. Saat kudengar, aku sedang berdiri diatas lututku, kepala menunduk dan air membasahi sekujur tubuhku. Sekarang kutulis kembali dan mencoba kuperdengarkan untuk anak – anakku. Semoga mereka mendengar dan memahaminya. K-128-84 ).
Tuhanku ...
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui,
manakala ia lemah.
Dan cukup berani menghadapi dirinya sendiri, manakala dia takut.
Manusia yang bangga dan teguh dalam kekalahan, jujur dan rendah hati
serta berbudi halus dalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang hasrat-hasratnya hendak
menggantikan yang mati, putera yang selalu mengetahui Engkau, dan insyaf
bahwa mengenal dirinya sendiri adalah landasan pengetahuan.
Tuhanku ...
Aku mohon agar puteraku jangan dibimbing dijalan yang mudah dan lunak,
tetapi dibawah tekanan dan desakan kesulitan dan tantangan. Didiklah
puteraku supaya teguh berdiri diatas badai serta berbelas kasihan
terhadap mereka yang gagal.
Bentuklah puteraku supaya menjadi manusia yang berhati jernih, yang
cita-citanya tinggi. Putera yang sanggup memimpin dirinya sendiri
sebelum berhasrat memimpin orang lain.
Putera yang menjangkau hari depan namun tidak pernah melupakan masa
lampau.
Dan setelah itu menjadi miliknya, aku mohon agar puteraku juga diberi
rasa humor, agar dia tidak menganggap dirinya terlampau serius.
Berilah dia juga kerendahan hati agar dia dapat selalu ingat pada
kesederhanaan dan keagungan asli, pada sumber kearifan dan pada
kelembutan juga pada kekuatan yang asli.
Dengan demikian maka, aku ayahnya, akan memberanikan diri dan berbisik :
"Hidupku tidak sia-sia".