Sahabatku, jika engkau mengetahui bahwa kemiskinan yang membuatmu sengsara itu mampu menjelaskan pengetahuan tentang keadilan dan pengertian tentang kehidupan maka engkau pasti berpuas hati dengan nasibmu.
Kusebut pengetahuan tentang keadilan karena orang kaya terlalu sibuk mengumpulkan harta untuk mencari pengetahuan. Dan kusebut tentang kehidupan karena orang yang kuat terlalu berhasrat mengejar kekuatan dan keagungan bagi menepuh jalan kebenaran.
Bergembiralah sahabatku, karena engkau penyambung lidah keadilan dan kehidupan. Tenanglah karena engkau merupakan sumber kebajikan bagi yang memerintah dan dan tiang kejujuran bagi mereka yang membimbingmu.
Jika engkau menyadari sahabatku, bahwa malang yang menimpamu dalam hidup merupakan kekuatan yang menerangi hatimu dan membangkitkan jiwamu. Engkau akan merasa berpuas hati karena pengalamanmu dan engkau akan memandangnya sebagai pembimbing serta membuatmu bijaksana.
Kehidupan adalah suatu rantai yang tersusun atas mata rantai yang berlainan. Duka merupakan salah satu mata rantai emas antara penyerahan masa kini dan harapan masa depan. Antara tidur dan terjaga diluar fajar merekah.
Sahabatku, kemiskinan menyalakan api keagungan jiwa, sedang kemewahan memperlihatkan keburukannya. Duka melembutkan perasaan dan suka mengobati hati yang luka. Jika duka dan kemelaratan dihilangkan, jiwa manusia menjadi batu tulis yang kosong, hanya memperlihatkan kemewahan dan kerakusan.
Ingatlah bahwa keimanan adalah pribadi sejati manusia. Tidak dapat ditukar dengan emas, tidak dapat dikumpulkan seperti harta kekayaan. Mereka yang mewah sering meminggirkan keimanan dan mendekap erat emasnya.
………………
Sahabatku, air mata yang kutangiskan lebih murni dari pada tawa ria orang yang ingin melupakanmu. Airmata ini membersihkan hati dan benci serta mengajarkan untuk mengerti akan hati yang patah.
Benih yang kau taburkan untuk si kaya akan kau tuai nanti akan kembali kepada sumbernya sesuai dengan hukum alam. Dan duka yang kau sandang akan menjadi suka cita. Dan angkatan mendatang akan mempelajari kepedihan dan kemelaratan sebagai pelajaran tentang cinta dan persamaan.
Kusebut pengetahuan tentang keadilan karena orang kaya terlalu sibuk mengumpulkan harta untuk mencari pengetahuan. Dan kusebut tentang kehidupan karena orang yang kuat terlalu berhasrat mengejar kekuatan dan keagungan bagi menepuh jalan kebenaran.
Bergembiralah sahabatku, karena engkau penyambung lidah keadilan dan kehidupan. Tenanglah karena engkau merupakan sumber kebajikan bagi yang memerintah dan dan tiang kejujuran bagi mereka yang membimbingmu.
Jika engkau menyadari sahabatku, bahwa malang yang menimpamu dalam hidup merupakan kekuatan yang menerangi hatimu dan membangkitkan jiwamu. Engkau akan merasa berpuas hati karena pengalamanmu dan engkau akan memandangnya sebagai pembimbing serta membuatmu bijaksana.
Kehidupan adalah suatu rantai yang tersusun atas mata rantai yang berlainan. Duka merupakan salah satu mata rantai emas antara penyerahan masa kini dan harapan masa depan. Antara tidur dan terjaga diluar fajar merekah.
Sahabatku, kemiskinan menyalakan api keagungan jiwa, sedang kemewahan memperlihatkan keburukannya. Duka melembutkan perasaan dan suka mengobati hati yang luka. Jika duka dan kemelaratan dihilangkan, jiwa manusia menjadi batu tulis yang kosong, hanya memperlihatkan kemewahan dan kerakusan.
Ingatlah bahwa keimanan adalah pribadi sejati manusia. Tidak dapat ditukar dengan emas, tidak dapat dikumpulkan seperti harta kekayaan. Mereka yang mewah sering meminggirkan keimanan dan mendekap erat emasnya.
………………
Sahabatku, air mata yang kutangiskan lebih murni dari pada tawa ria orang yang ingin melupakanmu. Airmata ini membersihkan hati dan benci serta mengajarkan untuk mengerti akan hati yang patah.
Benih yang kau taburkan untuk si kaya akan kau tuai nanti akan kembali kepada sumbernya sesuai dengan hukum alam. Dan duka yang kau sandang akan menjadi suka cita. Dan angkatan mendatang akan mempelajari kepedihan dan kemelaratan sebagai pelajaran tentang cinta dan persamaan.